Metode Dalam Digital Forensics

Metode Dalam Digital Forensics

Apa yang dimaksud dengan metode digital forensics?

Digital Forensics merupakan sebuah proses, artinya terdapat suatu mekanisme yang harus disusun secara jelas dan sistematis dari awal perancanaan untuk mencapai apa yang akan dituju. Metodologi diperlukan untuk membangun sebuah konstruksi ilmiah agar setiap langkah yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Metodologi dalam proses digital forensik sangat berhubungan erat dengan bukti digital, oleh karenanya setiap tahapan dalam metodologi digital forensik akan membahas tentang bukti digital. Secara garis besar ada 3 tahapan dalam metodologi digital forensik yang dikenal dengan The 3 A’s, yaitu:
  1. Acquire, tahapan awal yang harus memastikan bahwa alat bukti tidak termodifikasi dan tercemari.
  2. Authenticate, memastikan bahwa alat bukti adalah alat bukti original yang dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
  3. Analyze, proses analisa pada barang bukti digital dengan data yang dianalisa tidak dilakukan perubahan atau penambahan.

Empat elemen kunci dalam metode digital forensics

Bukti digital dalam digital forensik memerlukan tahapan – tahapan khusus dalam penanganannya serta harus ditangani oleh orang – orang yang memiliki keahlian dan memang profesional dibidang ini. Empat elemen kunci dalam komputer forensik yang dapat diterima secara hukum adalah sebagai berikut:
  1. Identifikasi bukti digital, merupakan tahanapan paling awal dalam komputer forensik. Mencari tahu bukti digital apa yang ada, dimana dan bagaimana cara penyimpanannya agar dapat diketahui cara penanganan dan pemulihannya. 
  2. Penyimpananan bukti digital, ini merupakan proses yang sangat kritis dalam pengungkapan bukti digital yang berkaitan dengan komputer forensik. Bukti digital merupakan barang bukti yang sangat rapuh. Setiap detil yang dilakukan harus dapat dipertanggungjawabkan dan dijelaskan karena ada keadaan dimana perubahan tidak dapat dihindarkan pada bukti digital, hal ini tidak hanya berlaku pada perubahan data itu sendiri tetapi juga pada perubahan fisik yang mungkin dilakukan pada perangkat elektronik dengan tujuan untuk mengakses data itu sendiri. 
  3. Analisa Bukti Digital, proses ini merupakan proses ekstraksi, pengolahan dan interpretasi data digital, umumnya dianggap sebagai unsur utama dari komputasi forensik. Setelah proses ekstraksi, bukti digital memerlukan pengolahan sebelum dapat dibaca. Misalnya, ketika isi dari hardisk yang di-imaging, data yang terdapat masih perlu diolah dan dianalisa sehingga data dapat dibaca dan dimengerti oleh orang awam sekalipun. Pada proses inilah terjadi penggalian terhadap semua kemungkinan dari barang bukti yang berkaitan dengan tujuan dari digital forensik. 
  4. Presentasi Bukti Digital, ini merupakan proses terakhir dalam digital forensik yaitu menghadirkan hasil dari analisis bukti digital dimuka persidangan. Presentasi bukti digital berkaitan dengan standar hukum penghadiran barang bukti di muka persidangan termasuk didalamnya kualifikasi standar dari profesi keahlian yang mempresentasikan barang bukti tersebut, proses pembuktian dari barang bukti digital yang sesuai dan tidak cacat dimata hukum karena barang bukti digital yang tidak valid ataupun tercemar ketika proses analisis dilakukan.
Referensi:
EC-Council. (2002). CHFI - Computer Forensics In Today’s World. EC-Council
Mckemmish, R. (1999). What is Forensic Computing ?, (118), 1–6

No comments

Silahkan berkomentar dengan attitude yang benar. Dilarang keras untuk SPAM, Menautkan LINK yang ilegal dan berkomentar yang mengandung unsur SARA.!!!Terima kasih untuk kerjasamanya.

Powered by Blogger.